Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Cuitan malam

Apa jadinya kalau seorang Chairil Anwar minder waktu menulis puisi dulu karena disebut alay oleh lingkungannya. Atau saat J.K. Rowling berhenti menulis Harry Potter karena disebut kekanak-kanakan oleh sekitarnya. Ya, tidak akan ada yang namanya puisi-puisi indah yang dengan ramainya di- share saat momen-momen tertentu. Dan tidak akan ada penggila Harry Potter yang dengan antusias menunggu kehadiran filmnya. Aku heran dengan pemikiran orang sekarang atau lebih tepatnya orang-orang kita sendiri yang dengan mudah men- judge suatu hal.  Yang kemudian nantinya mereka semua iri dengan hasil yang dicapai. Hei, banyak orang dikenal dan menggemukkan dompetnya dengan sesuatu yang kalian sebut alay , banyak orang yang sukses dengan sesuatu yang kalian sebut kekanak-kanakan. Semua berjalan tidak sesuai dengan apa yang kalian mau, yang kalian inginkan. Selalu ada ruangan sendiri untuk semua itu. Kita masing-masing tidak ada yang memaksakan kamu harus menyukai ini dan membenci itu (well, s...

Lamunan

Hingar bingar tawa, riuh suara canda, gemerlapnya cahaya. Ya, harusnya saat itu malam yang berbahagia. Untuk semuanya... Tapi ntah kenapa. Aku tak merasakannya. Ya, awalnya mungkin bisa dikatakan ceria. Hingga terselip sekelebat fakta. Ternyata dia sudah jadi miliknya. Ya, aku memang tak pernah memilikinya. Mengatakan jika menyukainya pun tak pernah. Kedekatan yang semu, aku terlalu menikmatinya. Hingga tak punya nyali untuk mengatakannya. Harusnya aku tak merasakan apa-apa. Seharusnya... Tapi ntah kenapa. Itu membuatku tak lagi ceria. Mungkin untuk beberapa lama. Harusnya aku ikut berbahagia. Seharusnya... Tapi ntah kenapa. Cukup sakit jika mengingatnya. Ntahlah. Kisah hidup selalu berbeda. Tak selamanya sesuai yang kita kira. Berharap dia berbahagia. Dengan pilihannya. - ps -