Kamu

di ujung minggu,
dimana semua yang bersinar terasa pudar
Semua yang bersilau seketika redup ,
Semua yang hidup seakan pergi

itulah saat dimana
Aku termenung sendiri, aku menanti
Petang baru menjelang
Mega hitam menutup mentari

Tiba-tiba malam menyusul
Aku sendiri
Memikirkan dia yang sempurna
Memikirkan dia yang menjadi cahaya

Aku menanti fajar tak kunjung tiba
Gelap disini, sunyi
tapi tak segelap dan sesunyi rasa di hati
Saat dimana mata tak lagi melihat senyumnya
Saat dimana tubuh tak rasa sentuhnya

Karena
Dimatanya saja sudah kulihat dunia
Dalam suaranya sudah kudengar nyanyian surga
Dan di wajahnya kulihat bidadari cinta
Dan itu belum cukup menggambarkan dirinya
Atau memang dia tak bisa di ungkap dengan kata
Karena dia adalah cinta, dia hanya bisa dirasakan

Dalam setiap sentuhannya,
ada sayang, cinta, juga ketulusan
yang hanya bisa diberikan olehnya
oleh seorang kekasih

Aku mencintainya dengan semua yang tidak ada padanya
Aku mencintainya dengan semua keburukan yang ada padanya,
Karena aku mencintai dia apa adanya
Karena aku mencintainya dengan hati yang tulus

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tesa, antitesa, sintesa

Cerita Kita

Mencoba fokus...