Sesal tak berarti
Seperti sebuah hentakan keras.
Menggoyang jiwa yang damai.
Terusik oleh sebuah kesalahan bodoh.
Di awal semua terasa indah.
Dengan banyak angan-angan terbayang.
Dan ternyata semua lalu.
Terbawa angin berseru.
Perasaan bersalah yang sangat.
Pertanyaan-pertanyaan seolah mengonyak angan.
Kepercayaan diri membutakan hati.
Membuat merah menjadi biru.
Isak tangis menderu dalam hati.
Seolah mata air yang terus memancar.
Sampan angan-angan mencoba berlayar.
Mencari pulau baru penuh kedamaian.
Buah dipetik dengan usaha.
Bukan hanya dengan angan-angan semu.
Kemunafikan hanya dengan angan-angan semu.
Membuat lupa bahwa itu SALAH.
Menggoyang jiwa yang damai.
Terusik oleh sebuah kesalahan bodoh.
Di awal semua terasa indah.
Dengan banyak angan-angan terbayang.
Dan ternyata semua lalu.
Terbawa angin berseru.
Perasaan bersalah yang sangat.
Pertanyaan-pertanyaan seolah mengonyak angan.
Kepercayaan diri membutakan hati.
Membuat merah menjadi biru.
Isak tangis menderu dalam hati.
Seolah mata air yang terus memancar.
Sampan angan-angan mencoba berlayar.
Mencari pulau baru penuh kedamaian.
Buah dipetik dengan usaha.
Bukan hanya dengan angan-angan semu.
Kemunafikan hanya dengan angan-angan semu.
Membuat lupa bahwa itu SALAH.
Komentar
Posting Komentar