Tesa, antitesa, sintesa
Hmm... Sudah berapa kali ya aku menulis sekarang, sudah panjang dan lebar terus dihapus lagi, tulis lagi, dihapus lagi. Hahahaha.
Pernah nggak sih kalian memikirkan sesuatu, yang awalnya keren banget. Lalu saat dipikir dengan serius, malah penyangkalnya dari kita sendiri dan akhirnya kita terbawa oleh sangkalan itu. Jadi kita punya tesa lalu ternyata kita punya sintesa sendiri, dan akhirnya mencapai sebuah sintesa kalau itu nonsense. Terasa sia-sia ya pemikirannya. =))
Tapi seru sih dalam kondisi seperti itu. Membuat kita berpikir secara jernih, dan juga bisa belajar apa yang orang lain pikirkan. Jadi kita lebih bisa mengontrol diri. (Buat aku pribadi sih)
Daripada bingung, ceritanya tadi begini nih.
Aku punya pemikiran, kalau sesuatu yang didapat dengan cepat, biasanya akan cepat juga hilangnya. Itu berlaku juga untuk perasaan, perasaan suka khususnya.
Contohnya begini, orang yang tiba-tiba suka "banget" dengan seseorang akan cepat juga hilang rasa sukanya pada orang tersebut. Kalau orang jawa bilangnya angin-anginan.
Kemudian aku mikir lagi, bukannya kita tertarik dengan seseorang ya karena perasaan suka/tertarik yang tiba-tiba tadi itu. Karena kita suka ntah itu biasa atau pake banget, kita akan menjadi penasaran juga berkeinginan untuk mendekati atau bahkan mendapatkan. Dalam proses itu, otomatis kita akan tekun dalam berusaha yang mana itu bukan waktu yang cepat. Ya secepat-cepatnya PDKT juga kita sudah berusaha untuk mengenal lawan kita. Jadi, otomatis ada proses untuk mendapatkannya. Nggak instant dong itu namanya kan.
Hmm... Tapi, gimana dengan orang yang ngefans seseorang. Artis misalnya, lihat di TV lalu suka buanget. Biasanya juga nggak bertahan lama, kebanyakan malah lupa kan.
Jadi, itu semua tergantung kondisi dan lawan kita ya.
Nah, itu dia tadi pemikirannya. Buat masalah sendiri, disangkal sendiri, disangkal sendiri lagi. Hahahaha.
Yang mana akhirnya, sampai pada kesimpulan kalau pemikiranmu itu sia-sia. Saat sudah bertemu dengan yang namanya kondisi/keadaan. Apalagi kalau berhubungan dengan nasib. Ya, kalau nasibmu bagus juga tiba-tiba suka sama artis bisa aja dapat itu artis. Ya kan, banyak loh contohnya. =))
Begitulah, nemu masalah sendiri, mikir sendiri, nyangkal sendiri dan berkesimpulan sendiri.
Pernah nggak kalian seperti itu ?
Kalau aku sih sering, karena memang jarang mendapatkan orang yang bisa diajak ngobrol enak dan nyambung, meskipun tidak sealiran atau kesukaan yang sama. Pada saat bisa nyambung pada waktu ngobrol, itu seru banget.
Kebanyakan orang, pada saat diajak mengobrol sesuatu yang diluar kesukaannya sendiri, akan malas dan memilih membelokkan ke pembicaraan lain atau memilih fokus dengan hpnya sendiri. Itu nggak asyik banget !
Kalian tau, selama ini, orang-orang yang asyik untuk diajak ngobrol itu biasanya pinter, suka membaca/menulis, berjiwa seni, berpemikiran luas, pasti mau belajar hal lain untuk menambah wawasannya, dan jangan lupakan keberpihakan. Orang yang sudah berpihak, itu susah untuk diajak ngobrol.
Dan.... Orang-orang itu semua nggak melulu orang sukses, berduit, sekolah tinggi dan lain sebagainya yang wah. Orang-orang diwarung kopi biasanya seperti itu, kopi warung nih ya bukan cafe. Tukang becak pun banyak yang asyik diajak ngobrol, meskipun kadang kita harus menyesuaikan dengan wawasan mereka ya. Tapi, setiap obrolan yang memiliki konsep tesa dan antitesa tadi dijamin ! Pasti asyik.
Ssstt... Aku bisikin sesuatu, orang-orang yang asyik ini ya. Kalau pas kita lagi "have fun" bareng, yang diobrolin juga asyik loh. Nggak kayak kebanyakan orang, dugem gak jelas, pulang-pulang pusing, muntah-muntah, tidur. Nggak asyik ! Sama juga kalau kita "have fun" sama orang yang nggak asyik di kosan misal, cuma minus dugemnya doang, lainnya masih sama. Pusing, muntah, tidur !
Nggak ada obrolan malam yang seru. Kalau ujung-ujungnya tidur, nggak perlu repot-repot buang duit lah. Tidur aja langsung. -_-)
Komentar
Posting Komentar