Postingan

Kebiasaan ?

When you were realized that you were wrong. Sebuah kebiasaan buruk adalah terlalu nyaman dengan sikap sendiri sehingga kadang mengacuhkan atau menutup mata dengan hal lain yang sebenarnya bermakna. Dan setelah waktu lama berselang baru sadar jika yang kita lakukan adalah salah, setelah itu berujung pada kebiasaan buruk selanjutnya, gengsi meminta maaf. Itu berakhir dengan perasaan menyesal yang cukup dalam. Bagaimana bodohnya aku saat itu ! Itu mungkin terjadi hampir pada semua orang, tidak terkecuali aku sendiri. Bersembunyi dibalik fakta bahwa kebiasaan sulit dirubah, akhirnya membuat seseorang menjadi keras atau minimal dianggap keras oleh orang lain. Padahal alasannya sangat simpel, sebuah gengsi. Disaat gengsi menjadi rujukan dan pilihan teratas, kita seakan menjadi yang paling benar diantara yang benar. Sampai saat kita merasa bahwa kita salah pun, kita masih mencoba membenarkannya. Membenarkan dari sudut pandang kita, membenarkan kita dari perasaan bersalah. Aku punya satu...

Empty

Beberapa bulan terakhir aku suka sekali berkunjung di twitter. Ya memang aku pengguna twitter yang cukup aktif dulunya. Saat 140 karakter sudah cukup sangat menyenangkan, sampai datang beberapa penantang baru di dunia sosial media, twitter mulai tersisihkan. Waktu awal kembali ke sosial media burung biru itu, teman-teman dulu bermain sudah hilang. Terbukti di twitter yang muncul hanya akun-akun berita dan informasi. Masih ada beberapa yang aktif sebenarnya, tapi kebanyakan tak se-"asyik" dulu, mereka sekarang lebih banyak retweet-retweet saja, lempar tweet pun hanya sesekali saja. Mungkin karena problem yang sama, teman "asyik" mereka sudah menghilang. Jadi ya kerjaannya cuma dipakai memantau informasi berita terbaru atau informasi lainnya, karena terbukti meskipun terbatas 140 karakter aplikasi ini cukup terpercaya untuk menjadi yang terdepan dan tercepat dalam berbagi informasi atau berita. Aku pun sama, ketika kembali ya cuma sekedar cari informasi, atau sekeda...

Tak apa

Sang pemikir berangan hebat Asap dan tembakau setia menemani Diam diam menggerogoti sang pemikir Tapi sang pemikir tak pernah ambil pusing Dia merasa sangat diuntungkan Ada yang selalu ada mendampingi Hubungan yang tidak sehat Walaupun pemikirannya bermanfaat Seperti itukah perasaan ? Diam diam menusuk dari belakang Menyayat dalam tawa Tapi senyumnya cukup sumringah Orang akan melihat itu semua lucu Padahal, mereka pun sama Bahwa tidak merokok Bukan berarti tidak menghisap asapnya Bahwa tidak ikut dalam ceritanya Bukan berarti tak pernah merasakannya Sakit tak selalu berdarah Dan tawa tak selalu gembira

Tesa, antitesa, sintesa

Hmm...  Sudah berapa kali ya aku menulis sekarang, sudah panjang dan lebar terus dihapus lagi, tulis lagi, dihapus lagi. Hahahaha. Pernah nggak sih kalian memikirkan sesuatu, yang awalnya keren banget. Lalu saat dipikir dengan serius, malah penyangkalnya dari kita sendiri dan akhirnya kita terbawa oleh sangkalan itu. Jadi kita punya tesa lalu ternyata kita punya sintesa sendiri, dan akhirnya mencapai sebuah sintesa kalau itu nonsense. Terasa sia-sia ya pemikirannya. =)) Tapi seru sih dalam kondisi seperti itu. Membuat kita berpikir secara jernih, dan juga bisa belajar apa yang orang lain pikirkan. Jadi kita lebih bisa mengontrol diri. (Buat aku pribadi sih) Daripada bingung, ceritanya tadi begini nih. Aku punya pemikiran, kalau sesuatu yang didapat dengan cepat, biasanya akan cepat juga hilangnya. Itu berlaku juga untuk perasaan, perasaan suka khususnya. Contohnya begini, orang yang tiba-tiba suka "banget" dengan seseorang akan cepat juga hilang rasa sukanya pada orang t...

Pembenaranku

Bukan karena tak mampu Bukan juga karena tak mau Berbagi segala macam kenangan Bagaikan sebuah puncak impian Puncak gunung tertinggi Bukan berarti tak bisa diraih Mangabadikan pemandangan yang indah Layaknya keinginan yang menyiksa Semua itu bisa Bahkan beberapa suara menyatakan mudah Tapi nyatanya, itu seperti permata Yang kecil tapi sulit dibelah Perasaan takut itu begitu egois Bahkan ragu pun tak jarang mengikis Mengiris tipis sebongkah kepercayaan Senjata utama dalam pencapaian Mungkin akan ada suatu waktu Dimana aku akan memaki kepada ragu Bahwa itu semua kesalahanmu Yang selalu menghalangiku Dan takut, jangan berbangga diri Waktumu juga akan ada nanti Saat impianku ini layu Bersama usia yang makin lalu

Habit ?

Hari ini tadi bangun siang banget, udah gitu mager gak ada kegiatan. Jadi ya main PS, main HP terus sorenya ketiduran. Dan... Here I am right now, di jam setengah 4 pagi masih fit aja. Emang bener sih, ketenangan lingkungan (yang lain pada tidur) itu bikin kita mikir. Mulai dari ngayal jadi si A si B si C, mikir masa depan, mikirin duit, mikirin naik gunung, dan mikirin mau nonton lusa sama kamu. #tsaaah hahaha. ( Moga anaknya nggak baca ini blog gak jelas) But, beneran deh. Situasi yang kayak gini itu enak banget buat mikir yang kadang serius tapi agak nyeleneh. Contohnya sekarang ini, sekilas tiba-tiba kepikiran. Untuk sukses atau berhasil, itu masalahnya bukan bagaimana menghilangkan kebiasaan-kebiasaan jelek yang mana biasanya ini susah banget buat diubah. Tapi lebih ke gimana caranya memanfaatkan kebiasaan itu tadi biar lebih ke arah positif. Karena sudah terbukti semenjak dahulu kala dan dimana-mana ya, kalau yang sudah jadi kebiasaan apalagi yang jelek terus diubah itu astagaa...

Happy ending ?

Kita semua pasti sering menonton film dengan ending yang berbahagia. Ya, sang pemeran utama yang mendapatkan keinginannya. Tapi dibalik itu, ada tokoh lain yang menyedihkan. Pun sama dengan ending film yang menyedihkan, ada tokoh lain yang berbahagia. Ya, mungkin ini tidak berlaku di beberapa film tragedi seperti titanic ataupun final destination. Siapa juga yang bakal bahagia kalau ada yang tragis gara-gara kecelakaan coba. Oke, skip... Balik lagi ke topik. Yups, disetiap ending film bahagia pasti ada yang tidak berbahagia (atau sebaliknya). Jadi tiap film selesai, pertanyaanku adalah bagaimana dengan si A, bagaimana dengan si B, kok kasihan banget si C. Ambil contoh saja dengan janji joni, endingnya si joni bisa dapet namanya si cewek, angelic (kalau gak salah ya). Terus gimana dengan si voni yang ternyata jadi suka sama joni, patah hati dong. Terus gimana sama bandnya si voni juga, kan pas audisi yang main drum si joni. Belum lagi kabar dia mau diikutin buat maen film. Kalau miki...